1)Made Widiadnyana
Wardiha dan Pradwi Sukma Ayu Putri
2) Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Denpasar Werdhapura Village Center, Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar
Email: 1)made.wardiha@rocketmail.com; 2)petitepoety@yahoo.com
2) Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Denpasar Werdhapura Village Center, Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar
Email: 1)made.wardiha@rocketmail.com; 2)petitepoety@yahoo.com
diterima 21 Februari
2013, diterima setelah perbaikan 3 April 2013 disetujui untuk diterbitkan 4
April 2013
Abstrak:
Penyediaan air bersih di Indonesia masih bermasalah di berbagai provinsi
termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT). Permasalahan penyediaan air di NTT
disebabkan oleh ketersediaan sumber air, curah hujan rendah, kondisi tanah,
sosial budaya, serta masih belum baiknya manajemen Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). Permasalahan ini perlu dipetakan untuk dapat diambil langkah perbaikan
terintegrasi. Data permasalahan penyediaan air di Provinsi NTT diperoleh dari
diskusi dengan pemangku kebijakan di Provinsi NTT yaitu PDAM, Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi NTT dan Kabupaten, Bappeda Provinsi dan Kabupaten, konsultan
bidang penyediaan air; serta hasil penelitian tahun 2010 mengenai peningkatan
kualitas lingkungan permukiman tradisional di NTT.
Kata
kunci: nusa tenggara timur, penyediaan air, pemetaan, dan system
interrelationship model.
PENDAHULUAN
Penyediaan
air bersih ataupun air minum di Indonesia saat ini masih menjadi masalah. Di
perkotaan misalnya, penyediaan air minum melalui perpipaan mengalami penurunan
dalam tahun 2000 – 2006 dari 36,2% menjadi hanya 30,8% (Sutjahjo, 2011)
sementara salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015
adalah menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air
minum layak dan sanitasi layak (Algamar, 2012). Kondisi yang disebutkan di atas
terjadi tidak hanya di perkotaan tapi juga pedesaan dan dialami di berbagai
provinsi di Indonesia salah satunya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penyediaan air di NTT dilakukan melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),
sumur gali, sungai, pompa, dan lain-lain tapi belum menjangkau seluruh penduduk
disebabkan oleh berbagai masalah mulai dari ketersediaan sumber air yang kurang
memadai, jumlah curah hujan yang rendah, kondisi tanah, sampai pada sosial
budaya masyarakatnya. Persebaran penduduk di banyak pulau juga menjadi masalah
tersendiri dalam penyediaan air bagi seluruh masyarakat karena perbedaan
kondisi di masing-masing pulau tersebut.
METODE
Data
permasalahan penyediaan air minum di Provinsi NTT diperoleh dari hasil diskusi
dengan pemangku kebijakan di Provinsi NTT. Selain itu data juga diperoleh dari
hasil penelitian tahun 2010 pada kegiatan penelitian oleh Balai Pengembangan
Teknologi Perumahan Tradisional Denpasar (Balai PTPT Denpasar) mengenai
peningkatan kualitas lingkungan permukiman tradisional di Provinsi NTT. Semua
data tersebut dikumpulkan dalam bentuk data kuantitatif dan kualitatif yang
diolah secara deskriptif dan dipetakan dengan system interrelationship model
(SIM). Dalam metode ini terlebih dahulu disusun komponen-komponen penyusun
suatu sistem dengan spesifikasi masing-masing dan kemudian dianalisis
keterkaitan masing-masing komponen dan selanjutnya disusun dalam suatu diagram
dimana komponen-komponen tersebut dihubungkan berdasarkan hubungan sebab
akibat, kronologi, proses, ataupun deskripsi dan ditampilkan dalam bentuk
daigram.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi
Wilayah di Provinsi NTT Provinsi NTT mempunyai kondisi alam yang cukup berat,
khususnya dalam hal potensi sumber daya airnya. Provinsi ini dikenal sebagai daerah
yang kering dimana curah hujannya termasuk yang terkecil dibandingkan dengan
seluruh daerah di Indonesia (Rahardjo, 2008)
Sumber-Sumber
Air di Provinsi NTT Masyarakat di Provinsi NTT
memenuhi kebutuhan air dari
sumber air perpipaan, sumur pompa, sumur gali , sumber air , sungai, dan sumber
lainnya (Widiyono, 2008). Air hujan juga menjadi salah satu sumber air yang
dimanfaatkan oleh masyarakat NTT. Selain itu, seperti juga di tempat lain di
setiap provinsi di Indonesia, air kemasan juga menjadi pilihan masyarakat.
Namun jika di tempat lain air kemasan dikonsumsi oleh masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah ke atas, maka di NTT air kemasan dikonsumsi pula oleh
masyarakat miskin (Kausel, 2008).
Metode
Penyediaan Air di Provinsi NTT Metode
penyediaan air di Provinsi NTT dilakukan dengan perpipaan baik yang
pengaturannya dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat
ataupun dilakukan dengan inisiatif masyarakat sendiri, mengambil dari sumur,
menggunakan pompa pengangkat air seperti pompa hidram ataupun pompa merk lain,
serta ada pula yang mengambil air dengan alat jirigen air pada sumber air yang
lokasinya jauh ataupun di bawah permukiman penduduk. Air hujan ditampung salah
satunya dengan embung.
Pemetaan
Permasalahan Penyediaan Air di Provinsi NTT dengan System Interrelationship
Model . Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dipetakan
permasalahan-permasalahan yang disebutkan pada sub bab sebelumnya dan saling
dikaitkan dengan menggunakan metode system interrelationship model. Dalam
menggunakan metode ini, yang diperlukan adalah data dan aliran interaksi (flow
of interactions) dari data tersebut (Sudjono, 2011).
KESIMPULAN
Permasalahan penyediaan air di
Provinsi Nusa Tenggara Timur disebabkan oleh banyak faktor, namun secara umum
komponenkomponen yang berpengaruh terhadap permasalahan dipetakan dengan system
interrelationship model yaitu diantaranya curah hujan, tanah, vegetasi, sumber
air, lokasi permukiman, embung, kualitas air, sarana dan prasarana penunjang,
dan masyarakat. Komponen-komponen tersebut memilikihubungan sebab akibat
sehingga pilihan untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan intervensi terhadap komponen-komponen yang berpengaruh diantaranya
komponen vegetasi, sarana dan prasarana penunjang, dan masyarakat. Intervensi
yang dilakukan diawali dari komponen vegetasi, komponen sarana dan prasarana
penunjang, dan komponen masyarakat.
Saran
Hasil dalam tulisan ini lebih bersifat kajian sehingga hasil kajian ini
perlu dilakukan penelitian tersendiri terhadap pengaruh komponen-komponen
tersebut serta pengaruh intervensi yang dilakukan terhadap perubahan nyata di
masyarakat.
Ucapan terima kasih
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Balai PTPT Denpasar-Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman-Kementerian
Pekerjaan Umum, dalam hal penggunaan data hasil penelitian tahun 2010 dan 2011
yang digunakan pada penyusunan kajian ini serta kepada Bapak Priana Sudjono
selaku narasumber dalam penjelasan mengenai System Interrelationship Model.
DAFTAR PUSTAKA
Algamar, Setia Budhy, dkk. Sanitasi, Bukan
Hanya Sekedar Urusan Belakang, Jakarta: Majalah Kiprah Volume 50/Tahun XII,
Kementerian Pekerjaan Umum, 2012. Balai Pengembangan Teknologi Perumahan
Tradisional Denpasar. Peningkatan Kualitas Lingkungan PermukimanTradisional
Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna. Denpasar: Laporan Akhir Kegiatan
Penelitian, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, 2010.
Berita Daerah. NTT Berpotensi Untuk Dibangun Waduk Penampung Air, 2012. (http://www.beritadaerah.com,
diakses tanggal 6 Juni 2012). Edyanto, CB Herman. “Penelitian Sumber Air Bersih
Bawah Tanah di Pulau Flores.” Jurnal Teknik Lingkungan (2008): 167-172. Kanaf,
Petrus, Andreas Umbu Moto, dan Petrus Fallo. Community Based Water Supply, A
Handbook Describing The ProAir Implementation of The Indonesian Policy,
Community Based
Drinking Water and Environmental Sanitation,
Jakarta: Deutsche Gesellsohaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), 2011.
Kausel, Agustinus. “Analisis Korelasi Biaya Air Bersih dan Pendapatan Penduduk
di Daerah Sulit Air Bersih di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa
Tenggara Timur.”, Jurnal Litbangda NTT IV (2008): 243-262. Laka, Fransiskus dan
Wahyono Hadi. “Strategi Pengelolaan Air Bersih Perdesaan di Kecamatan Magepanda
Kabupaten Sikka Provinsi NTT.” Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi IX,
Surabaya, 2009. Masduqi, Ali, dkk. “Capaian Pelayanan Air Bersih Perdesaan
Sesuai Millenium Development Goals – Studi Kasus di Wilayah DAS Brantas.”
Jurnal Purifikasi 8 (2007): 115-120. Munaf, Dicky R., dkk. “Peran Teknologi
Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan, Kasus Propinsi Kepulauan Riau”,
Jurnal Sosioteknologi 13 (2008): 329-333.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar