Minggu, 14 Desember 2014

PEMETAAN PERMASALAHAN PENYEDIAAN AIR MINUM DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN SYSTEM INTERRELATIONSHIP MODEL



1)Made Widiadnyana Wardiha dan Pradwi Sukma Ayu Putri
2) Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Denpasar Werdhapura Village Center, Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar
 Email: 1)made.wardiha@rocketmail.com; 2)petitepoety@yahoo.com
diterima 21 Februari 2013, diterima setelah perbaikan 3 April 2013 disetujui untuk diterbitkan 4 April 2013
  Abstrak: Penyediaan air bersih di Indonesia masih bermasalah di berbagai provinsi termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT). Permasalahan penyediaan air di NTT disebabkan oleh ketersediaan sumber air, curah hujan rendah, kondisi tanah, sosial budaya, serta masih belum baiknya manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Permasalahan ini perlu dipetakan untuk dapat diambil langkah perbaikan terintegrasi. Data permasalahan penyediaan air di Provinsi NTT diperoleh dari diskusi dengan pemangku kebijakan di Provinsi NTT yaitu PDAM, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT dan Kabupaten, Bappeda Provinsi dan Kabupaten, konsultan bidang penyediaan air; serta hasil penelitian tahun 2010 mengenai peningkatan kualitas lingkungan permukiman tradisional di NTT.
  Kata kunci: nusa tenggara timur, penyediaan air, pemetaan, dan system interrelationship model.
PENDAHULUAN
  Penyediaan air bersih ataupun air minum di Indonesia saat ini masih menjadi masalah. Di perkotaan misalnya, penyediaan air minum melalui perpipaan mengalami penurunan dalam tahun 2000 – 2006 dari 36,2% menjadi hanya 30,8% (Sutjahjo, 2011) sementara salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak (Algamar, 2012). Kondisi yang disebutkan di atas terjadi tidak hanya di perkotaan tapi juga pedesaan dan dialami di berbagai provinsi di Indonesia salah satunya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyediaan air di NTT dilakukan melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumur gali, sungai, pompa, dan lain-lain tapi belum menjangkau seluruh penduduk disebabkan oleh berbagai masalah mulai dari ketersediaan sumber air yang kurang memadai, jumlah curah hujan yang rendah, kondisi tanah, sampai pada sosial budaya masyarakatnya. Persebaran penduduk di banyak pulau juga menjadi masalah tersendiri dalam penyediaan air bagi seluruh masyarakat karena perbedaan kondisi di masing-masing pulau tersebut.
METODE
  Data permasalahan penyediaan air minum di Provinsi NTT diperoleh dari hasil diskusi dengan pemangku kebijakan di Provinsi NTT. Selain itu data juga diperoleh dari hasil penelitian tahun 2010 pada kegiatan penelitian oleh Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Denpasar (Balai PTPT Denpasar) mengenai peningkatan kualitas lingkungan permukiman tradisional di Provinsi NTT. Semua data tersebut dikumpulkan dalam bentuk data kuantitatif dan kualitatif yang diolah secara deskriptif dan dipetakan dengan system interrelationship model (SIM). Dalam metode ini terlebih dahulu disusun komponen-komponen penyusun suatu sistem dengan spesifikasi masing-masing dan kemudian dianalisis keterkaitan masing-masing komponen dan selanjutnya disusun dalam suatu diagram dimana komponen-komponen tersebut dihubungkan berdasarkan hubungan sebab akibat, kronologi, proses, ataupun deskripsi dan ditampilkan dalam bentuk daigram.
HASIL DAN PEMBAHASAN
  Kondisi Wilayah di Provinsi NTT Provinsi NTT  mempunyai kondisi alam yang cukup berat, khususnya dalam hal potensi sumber daya airnya. Provinsi ini dikenal sebagai daerah yang kering dimana curah hujannya termasuk yang terkecil dibandingkan dengan seluruh daerah di Indonesia (Rahardjo, 2008)
  Sumber-Sumber Air di Provinsi NTT Masyarakat di Provinsi NTT
memenuhi kebutuhan air dari sumber air perpipaan, sumur pompa, sumur gali , sumber air , sungai, dan sumber lainnya (Widiyono, 2008). Air hujan juga menjadi salah satu sumber air yang dimanfaatkan oleh masyarakat NTT. Selain itu, seperti juga di tempat lain di setiap provinsi di Indonesia, air kemasan juga menjadi pilihan masyarakat. Namun jika di tempat lain air kemasan dikonsumsi oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, maka di NTT air kemasan dikonsumsi pula oleh masyarakat miskin (Kausel, 2008).
  Metode Penyediaan Air di Provinsi NTT  Metode penyediaan air di Provinsi NTT dilakukan dengan perpipaan baik yang pengaturannya dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat ataupun dilakukan dengan inisiatif masyarakat sendiri, mengambil dari sumur, menggunakan pompa pengangkat air seperti pompa hidram ataupun pompa merk lain, serta ada pula yang mengambil air dengan alat jirigen air pada sumber air yang lokasinya jauh ataupun di bawah permukiman penduduk. Air hujan ditampung salah satunya dengan embung.
  Pemetaan Permasalahan Penyediaan Air di Provinsi NTT dengan System Interrelationship Model . Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dipetakan permasalahan-permasalahan yang disebutkan pada sub bab sebelumnya dan saling dikaitkan dengan menggunakan metode system interrelationship model. Dalam menggunakan metode ini, yang diperlukan adalah data dan aliran interaksi (flow of interactions) dari data tersebut (Sudjono, 2011).
KESIMPULAN
Permasalahan penyediaan air di Provinsi Nusa Tenggara Timur disebabkan oleh banyak faktor, namun secara umum komponenkomponen yang berpengaruh terhadap permasalahan dipetakan dengan system interrelationship model yaitu diantaranya curah hujan, tanah, vegetasi, sumber air, lokasi permukiman, embung, kualitas air, sarana dan prasarana penunjang, dan masyarakat. Komponen-komponen tersebut memilikihubungan sebab akibat sehingga pilihan untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan intervensi terhadap komponen-komponen yang berpengaruh diantaranya komponen vegetasi, sarana dan prasarana penunjang, dan masyarakat. Intervensi yang dilakukan diawali dari komponen vegetasi, komponen sarana dan prasarana penunjang, dan komponen masyarakat.

Saran
Hasil dalam tulisan ini lebih bersifat kajian sehingga hasil kajian ini perlu dilakukan penelitian tersendiri terhadap pengaruh komponen-komponen tersebut serta pengaruh intervensi yang dilakukan terhadap perubahan nyata di masyarakat. 
Ucapan terima kasih 
 Ucapan terima kasih disampaikan kepada Balai PTPT Denpasar-Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman-Kementerian Pekerjaan Umum, dalam hal penggunaan data hasil penelitian tahun 2010 dan 2011 yang digunakan pada penyusunan kajian ini serta kepada Bapak Priana Sudjono selaku narasumber dalam penjelasan mengenai System Interrelationship Model.
DAFTAR PUSTAKA
  Algamar, Setia Budhy, dkk. Sanitasi, Bukan Hanya Sekedar Urusan Belakang, Jakarta: Majalah Kiprah Volume 50/Tahun XII, Kementerian Pekerjaan Umum, 2012. Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Denpasar. Peningkatan Kualitas Lingkungan PermukimanTradisional Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna. Denpasar: Laporan Akhir Kegiatan Penelitian, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, 2010. Berita Daerah. NTT Berpotensi Untuk Dibangun Waduk Penampung Air, 2012. (http://www.beritadaerah.com, diakses tanggal 6 Juni 2012). Edyanto, CB Herman. “Penelitian Sumber Air Bersih Bawah Tanah di Pulau Flores.” Jurnal Teknik Lingkungan (2008): 167-172. Kanaf, Petrus, Andreas Umbu Moto, dan Petrus Fallo. Community Based Water Supply, A Handbook Describing The ProAir Implementation of The Indonesian Policy, Community Based
  Drinking Water and Environmental Sanitation, Jakarta: Deutsche Gesellsohaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), 2011. Kausel, Agustinus. “Analisis Korelasi Biaya Air Bersih dan Pendapatan Penduduk di Daerah Sulit Air Bersih di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.”, Jurnal Litbangda NTT IV (2008): 243-262. Laka, Fransiskus dan Wahyono Hadi. “Strategi Pengelolaan Air Bersih Perdesaan di Kecamatan Magepanda Kabupaten Sikka Provinsi NTT.” Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi IX, Surabaya, 2009. Masduqi, Ali, dkk. “Capaian Pelayanan Air Bersih Perdesaan Sesuai Millenium Development Goals – Studi Kasus di Wilayah DAS Brantas.” Jurnal Purifikasi 8 (2007): 115-120. Munaf, Dicky R., dkk. “Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan, Kasus Propinsi Kepulauan Riau”, Jurnal Sosioteknologi 13 (2008): 329-333.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar