Nadya Fitrianti
Rabu, 25 November 2015
Senin, 23 November 2015
PENGARUH PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP KEGAGALAN PRODUK KURSI ROTAN PADA CV. SINAR AGUNG Kab. GARUT
ABSTRAK
CV. Sinar Agung Rotan yang bergerak dalam bidang produksi rotan yaitu mebel rotan.
Produk yang dihasilkan oleh CV. Sinar Agung ini terdiri dari pembuatan mebel
rotan dalam bentuk kursi rotan. Dalam proses produksinya CV. Sinar Agung melakukan Pengendalian produksi dengan tujuan agar produk yang dihasilkan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan dan dapat meminimalkan kegagalan
kegagalan produk, sehingga biaya produksi dapat diminimalkan pula. Berdasarkan
hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa masalah dalam perusahaan yaitu:
1) Adanya pengerjaan ulang dalam proses produksi sehingga terjadi keterlambatan
dan pemborosan bahan baku. 2) Adanya kerugian/penambahan biaya akibat kegagalan
produk yang dihasilkan. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah
deskriptif analisis yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya yaitu dengan melakukan penelitian lapangan tanpa
terlibat langsung dengan kegiatan yang ada di perusahaan, kemudian data
tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran
mengenai masalah yang ada.
Hambatan-hambatan
yang dihadapi perusahaan yaitu adanya pemborosan bahan baku akibat kegagalan
produk, sehingga terjadi penambahan biaya produksi. Usaha-usaha yang dilakukan
CV. Sinar Agung dalam menghadapi hambatan yaitu menerapkan dan meningkatkan
pengendalian produksi guna meminimalkan tingkat kegagalan/kecacatan produk yang
dihasilkan.
Kata
kunci : pengendalian produk
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Balakang Penelitian
Perkembangan dunia usaha yang terjadi baik di
bidang perdagangan, manufaktur/industri, maupun jasa yang didukung oleh semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong dunia usaha kearah
perdagangan bebas dengan persaingan yang cukup ketat. Dengan adanya pasar bebas
perusahaan dituntut untuk dapat menempatkan dan mempertahankan produknya di
tengah-tengah ketatnya persaingan pasar global. Persaingan yang terjadi dewasa
ini, dikarenakan banyaknya produk yang ditawarkan oleh produsen dengan model,
merk, kualitas, kelainan harga dan sebagainya. Agar perusahaan tetap kompetitip
di pasar global, produsen harus dapat memahami produk (barang dan jasa) yang
dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.
CV. Sinar Agung yang bergerak dalam
pengolahan hasil hutan yaitu produksi rotan. Produk yang dihasilkan, ini
terdiri dari meubel berbahan rotan. Merk resmi dan lebel yang dikeluarkan oleh
CV. Sinar Agung adalah “SINAR AGUNG ”.
B. Identifikasi
Masalah
Dalam
menjalankan usahanya setiap perusahaan memerlukan pengendalian produksi yang
sangat penting untuk mengurangi kegagalan produk yang dihasilkan. Kualitas
merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk memperoleh pangsa pasar yang
lebih luas. Salah satu masalah yang dihadapi perusahaan adalah adanya produk
yang dihasilkan tidak baik atau tidak sesuai dengan spesifikasi produk pada
tahapan-tahapan proses produksi. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas,
maka masalah-masalah yang diidentifikasikan adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan pengendalian produksi
pada CV. Sinar Agung ?
2.
Bagaimana pengaruh pengendalian produksi terhadap kegagalan produk yang telah
di produksi CV. Sinar Agung ?
C. Tujuan Penelitian
a.
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengendalian produksi yang telah
dilaksanakan oleh CV. Sinar Agung kab Garut.
b. Untuk mengetahui kegagalan produk yang
dihasilkan CV. Sinar Agung kab Garut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Manajemen
Produksi Manajemen produksi merupakan kegiatan
manajemen yang berhubungan dengan penciptaan atau pembuatan barang dan jasa.
Kegiatan-kegiatan produksi seperti ini terdapat diberbagai organisasi baik
perusahaan manufaktur maupun organisasi-organisasi lain yang bergerak di bidang
jasa. Pengaruh manajemen produksi dalam kegiatan-kegiatan operasi memiliki
pengaruh yang besar terhadap kualitas produksi yang dihasilkan oleh perusahaan,
karena kualitas merupakan kekuatan terpenting yang membuahkan keberhasilan bagi
suatu perusahaan dalam merebut dan mempertahankan pangsa pasar. Oleh karena itu
selayaknya suatu perusahaan menerapkan aktivitas pengendalian produksi secara
lebih serius dan terarah dalam setiap kegiatan produksinya.
B.
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen
produksi/operasi merupakan suatu system yang produktif yaitu, suatu proses
pengubah masukanmasukan (input) menjadi barang dan jasa (output).
Masukan-masukan yang terdiri dari bahan mentah, tenaga kerja, modal dan energy
tersebut diubah melalui teknologi proses yang merupakan metode atau cara
tertentu yang digunakan untuk proses transpormasi sehingga menjadi barang dan
jasa. Gambar tersebut juga menunjukan imformasi umpan balik yang digunakan
untuk mengawasi teknologi proses atau masukan-masukan informasi umpan balik
tersebut perlu digunakan untuk menyesuaikan secara terus menerus, masukan dan
teknologi yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran tertentu.
C.
Pengaruh Pengendalian Produksi Terhadap Manajemen Operasi
Kegiatan pengendalian produksi dalam manajemen
operasi mempunyai ruang lingkup yang luas, karena kegiatan pengendalian
produksi itu sendiri dilakukan mulai perencanaan sampai dengan produk akhir
dihasilkan. Oleh karenanya, segala sesuatu yang berhubungan dan berpengaruh
terhadap pelaksanaan produksi, sebaiknya selalu diperhatikan. Pengendalian
produksi sebagai salah satu alat penunjang dari manajemen produksi/operasi,
diharapkan dapat mengetahui sendiri sedini mungkin penyimpangan-penyimpangan
yang mungkin terjadi selama proses produksi berlangsung, agar dapat diambil
suatu tindak pencegahan maupun tindakan perbaikan yang cepat dan tepat,
sehingga produk gagal atau produk yang tidak memenuhi spesifikasi standar dapat
ditekan seminimal mungkin dan kualitas produk yang dihasilkan dapat lebih baik
lagi.
BAB III
METODE DAN OBJEK PENELITIAN
A. Metode
Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, menurut Sugiono
(1998:105) Penelitian Administrasi yaitu: “Deskriptif analisis adalah suatu
metode penelitian yang menggambarkan dan yang melukiskan kejadian pda saat
penelitian dilaksanakan, dengan cara mengumpulkan data yang bersifat aktual
kemudian di analisis untuk disimpulkan sehingga dapat disusun menjadi suatu
karya ilmiah”.
B. Variabel
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan dua variable yang terdiri dari:
1. Variabel independen (X):
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, input, predictor, dan
antecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas adalah variable yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variable
dependen (variabel terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebasnya adalah pengendalian produksi.
2. Variabel dependen (Y): variabel ini
sering disebut sebagai variabel respon, output, criteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akbat karena adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kegagalan
produk.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik analisis data yaitu analisis kuantitatif yang digunakan
untuk mengukur rumus pengaruh pengendalian produksi terhadap kegagalan produk
kursi rotan dengan menggunakan uji validitas instrument, uji reabilitas
instrument, regresi linier sederhana, rank spearman, dan koefisien determinasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan
Pengendalian Produksi pada CV.Sinar Agung kab. Garut
Usaha
yang dilakukan oleh CV. Sinar Agung kab. Garut agar pelaksanaan
pengendalian produksinya berjalan efektif adalah dengan melaksanakan kegiatan
pengukuran bahan baku dimana melakukan standar control produksinya dilakukan
setiap proses produksi berjalan serta membandingkan hasil produksi dengan
standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dan melakukan tindakan dalam hal
menentukan penyimpanganpenyimpangan produksi bila terjadi dan melakukan
perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi sehingga tingkat kegagalan
produksinyaa bias diperkecil. Kegiatan pengendalian produksi pada CV. Sinar Agung kab. Garut ini aka berjalan efektif bila perusahaan selalu
memperhatikan tugas-tugas pokok dari kegiatan pengendalian.
B. Kegagalan Produk Kursi Rotan pada CV. Sinar Agung kab. Garut Kegagalan produk adalah suatu hal yang sering dijumpai oleh
berbagai perusahaan baik itu besar maupun kecil, untuk mengendalikan kegagalan
produk merupakan suatu tugas yang sangat rumit, yang dimulai upaya untuk
mengetahui kepuasan konsumen. Kegagalan produk sendiri terbagi atas kegagalan
internal dan eksternal. Kegagalan internal yang disebabkan tidak telitinya
dalam proses pembuatan atau perakitan dalam produksi, sedang kan sedangkan
kegagalan eksternal disebabkan oleh beberapa hal seperti dalam proses pengangkutan
barang, dan proses pengepakan.
Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan kepala bagian produksi CV. Sinar Agung kab. Garut, diperoleh keterangan bahwa perusahaan tidak melakukan
perngerjaan ulang jika terjadi kegagalan produksi. Berdasarkan hasil wawancara
yang peneliti lakukan kepada kepala bagian produksi CV. Sinar Agung kab. Garut, diperoleh keterangan bahwa perusahaan selalu mengupayakan tepat waktu
dalam proses produksinya. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan kepala bagian produksi CV. Sinar Agung kab. Garut, diperoleh
keterangan bahwa perusahaan cukup menghemat bahan baku jika terjadi kegagalan
dalam produksi. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan kepala
bagian produksi CV. Sinar Agung kab. Garut, diperoleh keterangan bahwa
masih terdapat penambahan biaya bila terjadi kegagalan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pelaksanaan
pengendalian produksi terhadap kegagalan produk belum sepenuhnya dilakukan,
karena masih terdapat kegagalan dalam perakitan ataupun dalam proses produksi
rotan, masih adanya pengawasan bahan baku yang kurang efektif. Dilihat dari
pembandingan proses perakitan kursi rotan antara standar perusahaan dengan
kursi yang sedang dirakit masih kurang diperhatikan, sehingga mempengaruhi
dalam kegiatan produksi dan finishing kursi rotan.
B. Saran
Perusahaan
sebaiknya melaksanakan pengukuran ulang dalam proses perakitan kursi rotan,
karena untuk melanjutkan ke proses produksi kedepan pengontrolan ulang ukuran
kursi rotan sangat menentukan dalam produksi sampai finishing pembuatan kursi
rotan, pengukuran ulang dalam proses perakitan dengan cara membuat copy dari
ukuran kursi rotan yang ditetapkan oleh perusahaan kepada masing-masing pegawai
dan mengawasi proses perakitan kursi rotan.
DAFTAR PUSTAKA
Hani,
Handoko. 2003. Dasar-Dasar Manajemen
Produksi dan Operasi. Yogyakarta, BPFE
Heizer
Jay,dan Render. 2001. Prinsip-Prinsip
Manajemen Operasi. alih bahasa Koesnohadi Ariyoto. Jakarta, Rajawali Pers
Ishikawa, Kauro. 1992. Pengendalian Mutu Terpadu. alih bahasa Budi Santoso. Jakarta,
Grasindo
Rabu, 18 November 2015
“OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER ENERGI NON-KONVENSIONAL SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TINGKAT PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA”
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang memiliki sumber
daya energi yang berlimpah dan beragam baik yang bersumber dari fosil seperti
minyak bumi, batubara dan gas bumi. Ataupun sumber energi alternatif dan
terbarukan lainnya seperti tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, geothermal,
biomasa dan lain-lain. Meskipun potensi sumber energi yang dimiliki berlimpah,
Indonesia sampai saat ini tetap belum bisa memenuhi kebutuhan energi dalam
negerinya sendiri. Hal ini dikarenakan kondisi geografis negara
Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dan kepulauan, sehingga distribusi
energi listrik tidak merata, selain itu disebabkan pula oleh tidak meratanya
pusat-pusat beban listrik, rendahnya tingkat permintaan listrik di beberapa
wilayah, tingginya biaya marginal pembangunan sistem suplai energi listrik
(Ramani, K.V,1992), serta terbatasnya kemampuan finansial, hal tersebut
merupakan faktor-faktor penghambat penyediaan energi listrik dalam skala
nasional.
Energi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia, khususnya kebutuhan akan energi listrik. Semakin pesatnya perkembangan
dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, industri dan informasi maka semakin besar
pula energi listrik yang dibutuhkan, sebagai contoh adalah suatu industri yang
awalnya melakukan kegiatan produksi secara manual dengan tenaga manusia setelah
ditemukannya mesin bertenaga listrik maka kegiatan produksinya semakin
meningkat. Bahkan yang terjadi saat ini peralatan rumah tanggapun hampir
semuanya menggunakan alat yang membutuhkan energi listrik, sehingga pada saat
terjadi pemadaman listrik atau pada saat terjadi gangguan, seakan-akan kegiatan
manusia lumpuh karena sudah sangat tergantung pada energi listrik..
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Pembangkit listrik di Indonesia saat ini di dominasi oleh energi fosil yang
kedepannya jumlahnya dialam semakin habis, padahal kebutuhan akan energi
listrik terus bertambah.
2. Belum optimalnya pemanfaatan sumber energi Non-Konvensional di Indonesia.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi masalah
tersebut, maka karya tulis ini membatasi masalah pada Optimalisasi
Penggunaan Sumber Energi Non-Konvensional Sebagai Upaya Mengurangi Tingkat
Penggunaan Bahan Bakar Minyak Untuk Pembangkit Listrik di Indonesia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka terdapat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah potensi sumber energi Non-Konvensional di Indonesia ?
2. Bagaimanakah penerapan sumber energi non-konvensional di Indonesia ?
E. Tujuan
Tujuan dari karya tulis ini adalah:
1. Mengetahui potensi sumber energi non-Konvensional di Indonesia
2. Mengetahui sejauh mana penerapan sumber energi Non-Konvensional di
Indonesia
F. Manfaat
1. Manfaat teoritis
a. Menambah pengetahuan mengenai sumber energi non-konvensional
b. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan mengenai geografi Sumber daya dan
Energi
c. Dapat dijadikan referensi bagi penulisan karya ilmiah yang sejenis dimasa
yang akan datang.
2. Manfaat praktis
a. Membantu mahasiswa melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi
yaitu pengabdian kepada masyarakat melalui pendidikan.
b. Bagi pemerintah; program ini dapat dijadikan sebagai solusi alternatif
penghematan biaya pembangkit listrik dengan menerapkan energi non-konvensional.
c. Bagi masyarakat; dengan diketahuinya potensi-potensi alam yang mengandung
energi non-konvensional maka masyarakat bisa merekayasa potensi tersebut
sebagai alternatif pembangkit listrik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kebutuhan Listrik Indonesia
Kebutuhan energi listrik di Indonesia
dibedakan atas beberapa sektor pengguna energi seperti industri, rumah tangga,
transportasi, pemerintahan, dan komersial. Kemampuan pasokan energi listrik nasional
terkait erat dengan ketersediaan sumber daya energi dan kemampuan ekonomi
nasional. Berdasarkan proyeksi kebutuhan energi listrik di Indonesia menunjukan
bahwa Pulau Jawa merupkan pulau yang kebutuhan energinya paling besar, hal
tersebut disebabkan semua kegiatan yang mendorong peningkatan ekonomi berpusat
dipulau Jawa, walaupun di Pulau Sumatera dan Kalimantan kaya akan sumber energi
namun industry yang ada tidak mengalami perkembangan yang pesat, selain karena
penduduknya yang tidak sepadat penduduk di pulau Jawa. (Joko Santoso dan
Rudiartono : 2005).
B. Kriteria Pemilihan Pembangkit
Meskipun Indonesia memiliki banyak potensi
energi yang dapat dikembangkan menjadi pembangkit listrik, namun kenyataannya
proses realisasinya tidak semudah membalik telapak tangan. Pemilihan pembangkit
listrik bukanlah hal yang mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan secara
matang, seperti: prediksi pertumbuhan beban per tahun, karakteristik kurva
beban, keandalan sistem pembangkit, ketersediaan dan harga sumber energi primer
yang akan digunakan, juga isu lingkungan, sosial dan politik.
C. Energi Non Konvensional
Energi Non Kovensional adalah energi yang dapat
terbarukan dan tidak terbatas keberadaannya dialam. Macam dari sumber daya
energi ini antara lain energi Matahari, Energi pasang surut/gelombang, energi
Panas Bumi, energi Biomassa, dan energi Mikrohidro. Penggunaaan energi ini
adalah sebagai pengganti penggunaan minyak bumi, dan sumber energi yang dipakai
tidak boleh mengeluarkan polutan terlalu banyak, bahkan bilamana mungkin tidak
mengeluarkan polutan sama sekali ( Abdullah Aly, 1991 : 162 )
D. Sumber Daya Energi Non Konvensional
1. Energi Matahari
Matahari merupakan sumber energi yang tidak ada habisnya. Sebenarnya kita
hidup didunia ini hampir sepenuhnya berkat energi matahari karena apa yang kita
makan itu sebenarnya energi matahari yang tersimpan dalam tumbuhan maupun
hewan. Energi matahari bisa dimanfaatkan menjadi energi listrik dengan
menggunakan fotosel atau sel pembangkit listrik dengan bersumber dari cahaya.
Energi matahari yang dipancarkan dapat diubah menjadi energi listrik dengan
menggunakansolar cells panel.
2. Energi Panas Bumi
Energi geothermal atau energi panas bumi
adalah energi yang berasl dari inti Bumi. Inti Bumi ini merupakan bahan yang
terdiri atas berbagai jenis logam dan batu yang berbentuk cair dan memiliki
suhu yang tinggi. Energi geothermal yang kita manfaatkan saat ini melalui air
atau uap air yang terkena magma.
3. Energi Angin
Udara yang bergerak disebut dengan angin
dan dapat terjadi karena perbedaan tekanan disuatu tempat dengan tempat yang
lain. Perbedaan tekanan timbul disebabkan adanya perbedaan suhu. Pemanfaatan
angin merupakan salah satu cara menghemat energi yang berasal dari minyak Bumi.
Energi angin dapat dimanfaatkan untuk diubah menjadi energi listrik yang
prinsipnya sangat sederhana, yaitu angin ditangkap oleh baling-baling atau
katakanlah rotor bersayap.
4. Energi Pasang Surut / Gelombang air laut..
Secara umum, potensi energi gelombang
laut yang dapat menghasilkan listrik dibagi menjadi tiga tipe potensi energi
yaitu energi pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energi),
dan energi panas laut (ocean thermal energi). Energi pasang surut merupakan
energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut.
Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang
laut menuju daratan dan sebaliknya. Sedangkan energi panas laut memanfaatkan
perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di kedalaman.
5. Energi Biomassa
Biomasa adalah segala jasad hidup yang
dapat digunakan untuk menghasilkan energi bila dibakar, yaitu berupa
sampah-sampah organik sebagai sisa-sisa produksi pertanian. Biomassa yang
berupa sampah atau sisa-sisa yang tak berharga dapat digunakan sebagai sumber
energi karena ia masih menyimpan energi matahari. Biomassa yang dapat dipakai
sebagai bahan bakar itu tidak selalu berupa sampah, kadang-kadang berupa
tanaman yang cepat tumbuh seperti angsana, akasia, dan sebagainya dapat
digunakan sebagai bahan bakar secara ekonomis, atau sebagai sumber energi yang
murah.
BAB III
METODE PENULISAN
A. Jenis Penulisan
Karya tulis ini termasuk jenis
deskriptif kualitatif, Nawawi (1991:31) berpendapat bahwa penelitian deskriptif
kualitatif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah/keadaan/peristiwa
sebagaimana adanya sehingga bersifat hanya sekedar mengungkapkan fakta (fact
finding).
B. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya tulis ini,
pengumpulan data dilakukan menggunakan metode pengumpulan data yaitu studi
kepustakaan, yang diperoleh dari media massa, pustaka yang relevan, internet,
dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah pengurangan penggunaan BBM
sebagai pembangkit listrik nasional dengan cara mengoptimalkan sumber daya
energi non-konvensional.
C. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan
menggambungkan data-data yang diperoleh dari pustaka-pustaka, jurnal, surat
kabar serta data-data dari internet yang kemudian disimpulkan secara deduktif
dan induktif. Deduktif merupakan metode pengolahan data dengan menjabarkan data
yang bersifat umum ke bentuk yang lebih khusus. Sedangkan induktif merupakan
metode pengolahan data dengan menyimpulkan data yang bersifat khusus ke dalam
bentuk yang lebih umum.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam
penulisan karya tulis ini adalah dengan mencari dan menemukan gambaran umum
atau pengertian yang bersifat menyeluruh. Langkah-langkah analisis data
tersebut meliputi sebagai berikut: reduksi data, display data, pengambilan
kesimpulan dan verifikasi (Husaini Usman 2004:84). Analisis ini dilakukan
dengan menginfentarisir permasalahan mengenai ketersediaan BBM yang digunakan
untuk tenaga pembangkit listrik nasional yang jumlahnya semakin menipis
selanjutnya dikembangkan solusi permasalahan tersebut dengan cara
mengoptimalkan penggunaan sumber daya energi non-konvensional di Indonesia.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Peluang Pengembangan Energi Non-Konvensional di Indonesia
1. Menipisnya cadangan minyak bumi
Jika dikaitkan dengan penggunaan minyak
bumi sebagai bahan bakar sistem pembangkit listrik, maka kecenderungan tersebut
berarti akan meningkatkan pula biaya operasional pembangkitan yang berpengaruh
langsung terhadap biaya satuan produksi energi listriknya. Di lain pihak biaya
satuan produksi energi listrik dari sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan
sumber daya energi terbarukan menunjukkan tendensi menurun, sehingga banyak
ilmuwan percaya, bahwa pada suatu saat biaya satuan produksi tersebut akan
lebih rendah dari biaya satuan produksi dengan minyak bumi atau energi fosil lainnya.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan
Dalam sepuluh tahun terakhir ini,
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan hidup
menunjukkan gejala yang positif. Masyarakat makin peduli akan upaya penanggulangan
segala bentuk polusi, mulai dari sekedar menjaga kebersihan lingkungan sampai
dengan mengontrol limbah buangan dan sisa produksi. Banyak pembangunan proyek
fisik yang memperhatikan faktor pelestarian lingkungan, sehingga perusakan
ataupun pengotoran yang merugikan lingkungan sekitar dapat dihindari, minimal
dikurangi. Setiap bentuk produksi energi dan pemakaian energi secara prinsip
dapat menimbulkan bahaya bagi manusia, karena pencemaran udara, air dan tanah,
akibat pembakaran energi fosil, seperti batubara, minyak dan gas di industri,
pusat pembangkit maupun kendaraan bermotor. Limbah produksi energi listrik
konvensional, dari sumber daya energi fosil, sebagian besar memberi kontribusi
terhadap polusi udara, khususnya berpengaruh terhadap kondisi iklim.
B. Kelebihan dan Kendala pengembangan Energi Non - Konvensional di Indonesia
Pemanfaatan sumber daya energi
terbarukan atau energi non Konvensional sebagai bahan baku produksi energi
listrik mempunyai kelebihan antara lain;
- Relatif mudah didapat, karena kondisi geografis
Indonesia yang strategis, yaitu terletak dikatulistiwa sehingga mendapat
penyinaran matahari secara optimum, hal tersebut bias dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik tenaga matahari. Dapat diperoleh dengan gratis,
sehingga biaya operasional sangat rendah,
- Tidak mengenal problem limbah,
- Proses produksinya tidak menyebabkan kenaikan
temperatur bumi, dan
- Tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar
(Jarass,1980).
Akan tetapi bukan berarti pengembangan
pemanfaatan sumber daya energi terbarukan ini terbebas dari segala kendala.
Khususnya di Indonesia ada beberapa kendala yang menghambat pengembangan energi
terbarukan bagi produksi energi listrik, seperti:
- Harga jual energi fosil, misal; minyak bumi,
solar dan batubara, di Indonesia masih sangat rendah. Sebagai
perbandingan, harga solar/minyak disel di Indonesia Rp.380,-/liter
sementara di Jerman mencapai Rp.2200,-/liter, atau sekitar enam kali lebih
tinggi.
- Rekayasa dan teknologi pembuatan sebagian besar
komponen utamanya belum dapat dilaksanakan di Indonesia, jadi masih harus
mengimport dari luar negeri.
- Biaya investasi pembangunan yang tinggi
menimbulkan masalah finansial pada penyediaan modal awal.
C. Strategi Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia
Berdasar atas kendala-kendala yang
dihadapi dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan peran energi terbarukan
pada produksi energi listrik khususnya, maka beberapa strategi yang mungkin
diterapkan, antara lain:
- Meningkatkan kegiatan studi dan penelitian yang
berkaitan dengan; pelaksanaan identifikasi setiap jenis potensi sumber
daya energi terbarukan secara lengkap di setiap wilayah; upaya perumusan
spesifikasi dasar dan standar rekayasa sistem konversi energinya yang
sesuai dengan kondisi di Indonesia; pembuatan "prototype" yang
sesuai dengan spesifikasi dasar dan standar rekayasanya; perbaikan kontinuitas
penyediaan energi listrik; pengumpulan pendapat dan tanggapan masyarakat
tentang pemanfaatan energi terbarukan tersebut.
- Menekan biaya investasi dengan menjajagi
kemungkinan produksi massal sistem pembangkitannya, dan mengupayakan agar
sebagian komponennya dapat diproduksi di dalam negeri, sehingga tidak
semua komponen harus diimport dari luar negeri. Penurunan biaya investasi
ini akan berdampak langsung terhadap biaya produksi.
- Memasyarakatkan pemanfaatan energi terbarukan
sekaligus mengadakan analisis dan evaluasi lebih mendalam tentang
kelayakan operasi sistem di lapangan dengan pembangunan beberapa proyek
percontohan .
D. Penerapan Sumber Energi Non-Konvensional di Indonesia
1. Energi Matahari
Indonesia terletak di garis katulistiwa,
sehingga Indonesia mempunyai sumber energi surya yang berlimpah dengan
intensitas radiasi matahari rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2 per
hari di seluruh wilayah Indonesia (Irawan dan Ira Fitriana : 2005).
Dengan berlimpahnya sumber energi surya yang belum dimanfaatkan secara optimal,
sedangkan di sisi lain ada sebagian wilayah Indonesia yang belum terlistriki
karena tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN, sehingga Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) dengan sistemnya yang modular dan mudah dipindahkan
merupakan salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu
pembangkit listrik alternatif.
2. Energi Panas Bumi
Indonesia mempunyai potensi panas bumi
kurang lebih 39% dari keseluruhan potensi dunia, sehingga banyak sekali energi
yang bisa dihasilkan dari panas bumi tersebut. Persebaran daerah yang mempunyai
potensi tersebut antara lain di Sumatera terdapat 5777 Mw (mega watt), di Jawa
terdapat 1370 Mw, di sulawesi terdapat 1075 Mw, di Bali terdapat 75 Mw, Nusa
Tenggara terdapat 1900 Mw, Maluku terdapat 750 Mw. Dan total yang dimiliki
Indonesia adalah 10.947 Mw. (Soetoto : 2008)
3. Energi Angin
Angin adalah salah satu bentuk energi
yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi
angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin, namun sayang
potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah.
Sebagai negara yang berada di ekuator, potensi dari
PLTB memang tidak terlalu besar. Akan tetapi berdasarkan data yang ada, ada
beberapa daerah di Indonesia, misal NTB dan NTT, yang mempunyai potensi bagus.
Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kecepatan angin rata-rata sekitar
4 m/s, kecuali di dua propinsi tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberadaan sumber energi minyak bumi
semakin lama semakin menipis keberadaannya dialam, padahal sumber tenaga
pembangkit listrik yang digunakan di Indonesia saat ini adalah energi dari
minyak bumi, hal itupun menyebabkan dari hari ke hari biaya untuk mendapatkan
energi listrik di Indonesia bertambah. Disamping hal tersebut di Indonesia
sebenarnya memiliki banyak potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai
energi pembangkit listrik yang terbarukan atau Non Konvensional. Energi tersebut
antara lain adalah energi surya/Matahari, angin, gelombang, air, biomassa dan
semua sumber tersebut jumlahnya tidak terbatas di Indonesia. Sumber energi
tersebut saat ini sudah diterapkan dibeberapa daerah, namun pemanfaatannya
belum optimal. Dan kedepannya diharapkan potensi-potensi dari sumber energi
tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
B. Saran
1. Untuk
jangka panjang, pemerintah diharapkan dapat menerapkan penggunaan wajib bahan
bakar non-fosil dan teknologi bersih.
2. Pemerintah
perlu mempertimbangkan didirikannya lembaga keuangan yang khusus didirikan
untuk mendanai proyek-proyek energi terbarukan.
3. Kita
harus terus berusaha melakukan penghematan energi dan berusaha menciptakan
inovasi-inovasi yang berguna untuk kesejahteraan bangsa Indonesia
DAFTAR PUSATAKA
BPPT
dan KLH. 2009. Technology Needs Assessment in Energi Sector. Jakarta
Pekik A. Dahono, Sumber Energi Alternatif (SEA),Laboratorium
Penelitian Konversi Energi Elektrik, Teknik Elektro ITB ( dalamhttp://konversi.wordpress.com diakses
pada tanggal 6 Maret 2012 pukul 19.00 WIB)
Abdul Kadir, IPM, Beberapa Kecenderungan
Perkembangan Teknologi Pembangkit Listrik, Ketua Sekolah Tinggi Teknik
Yayasan PLN, Jakarta. ( dalam http://konversi.wordpress.com diakses pada tanggal 6 Maret
2012 pukul 19.00 WIB)
Wilson Walery Wenas, Teknologi Sel Surya :
Perkembangan Dewasa Ini dan yang Akan Datan,Laboratorium Semikonduktor,
Fisika-ITB. ( dalam http://konversi.wordpress.com diakses pada tanggal 6 Maret
2012 pukul 19.00 WIB)
Teguh Priyambodo, Pembangkit Listrik
Tenaga Surya: Memecah Kebuntuan Kebutuhan Energi Nasional dan Dampak Pencemaran
Lingkungan. ( dalam http://konversi.wordpress.com diakses pada tanggal 6 Maret
2012 pukul 19.00 WIB)
Langganan:
Postingan (Atom)