Yesi Hendriani Supartoyo1
Jen Tatuh
Recky H. E. Sendouw
Abstract
This paper analyzed the
regional characteristic and the output growth. Using panel data analysis
on 33 provinces in Indonesia,
the result shows that the labor growth and net export positively affect the
output growth.
Surprisingly, the inflation and human capital were found to be insignificant on
output
growth.
Keyword : economic
growth, panel data, regional characteristics
I. PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan yang
diupayakan secara terus
menerus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu
indikator keberhasilan
pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur secara
makro ialah pertumbuhan
ekonomi yang dicerminkan dari perubahan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) dalam
suatu wilayah. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
menandakan semakin baik
kegiatan ekonomi di peroleh dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar
harga konstan (Todaro
dan Smith, 2008)
Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih rendah.
Pertumbuhan ekonomi
Indonesia memang cukup tinggi, akan tetapi efek masyarakatnya
terlalu rendah. Setiap 1 persen
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya menyerap 250 ribu tenaga kerja
baru (Adi, 2011)
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tetapi efek
masyarakatnya yang
terlalu rendah mengakibatkan diperlukannya analisa pengaruh
karakteristik regional terhadap
pertumbuhan ekonomi. Berangkat dari penelitian Sodik et al (2007) yang menyatakan bahwa
keseluruhan pola kemampuan regional sebagai hasil pembawaan dari
lingkungan sosial dan
ekonomi sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih tujuan
tercermin dalam karakteristik
regional yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu berupa
aspek-aspek atau kualitas
regional yang terdiri dari angkatan kerja, penduduk, modal manusia
(pendidikan), inflasi dan
ekspor netto.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat penting untuk dikaji.
Negara dengan
jumlah penduduk yang sangat besar serta penyediaan kesempatan
kerja yang terbatas akan
menghadapi
masalah yang serius dengan tingkat pengangguran
II. TEORI
Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu
perekonomian. Pengukuran
akan kemajuan sebuah perekonomian memerlukan alat ukur yang tepat,
berupa alat pengukur
pertumbuhan ekonomi antara lain yaitu Produk Domestik Bruto (PDB)
atau di tingkat regional
disebut dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu jumlah
barang atau jasa yang
dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam jangka waktu satu tahun
dan dinyatakan dalam
harga pasar.
Menurut ekonomk klasik, Smith, pertumbuhan ekonomi secara klasik
dipengaruhi oleh
dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan pertumbuhan
penduduk. Pertumbuhan
ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas sektor-sektor dalam
menggunakan faktor-faktor
produksinya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai
sarana pendidikan, pelatihan
dan manajemen yang lebih baik (Sukirno, 2008)
Menurut teori pertumbuhan neo klasik tradisional, pertumbuhan
output selalu bersumber
dari satu atau lebih dari tiga faktor yakni kenaikan kualitas dan
kuantitas tenaga kerja,
penambahan modal (tabungan dan investasi) dan penyempurnaan
teknologi (Todaro dan
Smith, 2008)
Mankiw, Romer dan Weil (MRW) melakukan modifikasi terhadap model
pertumbuhan
neo klasik dimana mereka mengusulkan pemakaian variabel akumulasi
modal manusia (human
capital). Sumber pertumbuhan ekonomi dengan demikian
berasal dari pertumbuhan kapital,
tenaga kerja dan modal manusia. Hasil estimasi yang dihasilkan
dari model MRW ternyata lebih
baik dibandingkan dengan model neo klasik (Mankiw, 2006)
Teori pertumbuhan baru memberikan kerangka teoritis untuk
menganalisis pertumbuhan
yang bersifat endogen. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari
dalam sistem ekonomi.
Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen, pertumbuhan
merupakan bagian dari
keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk berinvestasi dalam
pengetahuan. Peran modal lebih
besar dari hanya sekedar bagian dari pendapatan apabila modal yang
tumbuh bukan hanya
modal fisik saja tapi menyangkut modal manusia. Akumulasi modal
merupakan sumber utama
pertumbuhan ekonomi (Mankiw, 2006)
III. METODOLOGI
Data dan Variabel
Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data sekunder di
instansi terkait (BPS Provinsi
Sulawesi Utara) di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Waktu
pelaksanaan penelitian
dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2012 sampai dengan April
tahun 2012.
Jenis yang dipergunakan adalah data tahunan mencakup periode 2006
– 2010 dari 33
provinsi yang ada di Indonesia, meliputi variabel-variabel
berikut:
a. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar
harga konstan 2000 menurut
Provinsi di Indonesia tahun 2006-2010
b. Jumlah Angkatan Kerja Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut
Provinsi di Indonesia
tahun 2006-2010
c. Jumlah Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi di Indonesia tahun
2006 - 2010
d. Jumlah Mahasiswa Negeri dan Swasta di bawah Kementerian
Pendidikan Nasional menurut
Provinsi di Indonesia tahun 2006-2010
e. Laju Inflasi menurut Provinsi di Indonesia tahun 2006-2010
f. Nilai Ekspor dan Impor menurut Provinsi di Indonesia tahun 2006
– 2010
Teknik Estimasi
Studi ini menggunakan alat analisis statistik regresi data panel.
Uji statistik F (Uji Chow) dan
Uji Hausman digunakan untukmemilih antara model common effect atau model fixed effect,
(Hausman, 2001). Model empiris yang diestimasi adalah:
dimana Y adalah laju pertumbuhan PDRB; x1 adalah
laju pertumbuhan angkatan kerja;
x2 adalah laju pertumbuhan penduduk; x3 adalah
laju pertumbuhan modal manusia; x4 adalah
laju inflasi; dan x5 adalah laju pertumbuhan ekspor netto. Notasi i dan t
menunjukkan identifier
(dalam hal ini provinsi) dan waktu.
IV. HASIL DAN ANALISIS
Pengujian data penelitian yaitu dengan menggunakan jenis model
estimasi berupa model
common effect dengan model fixed effect,
model fixed effect dengan model random effect
dan model fixed effect dengan
weighted least square. Hasil terbaik dengan beberapa pengujian
digunakan untuk merumuskan kesimpulan dalam penelitian ini.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan estimasi model common effect dengan
model fixed effect, dengan bantuan software EViews 5.1 diperoleh hasil
persamaan untuk
pertumbuhan
ekonomi Indonesia
Pembahasan
Interpretasi ekonomi dari persamaan yang diperoleh ialah nilai
konstanta sebesar 5,75
menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen dianggap
konstan, maka rata-rata
pertumbuhan ekonomi Indonesia ialah sebesar 5,75 persen.
V. KESIMPULAN
Laju pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi sehingga perlunya peningkatan kualitas angkatan kerja.
Laju pertumbuhan penduduk
berpengaruh negatif tapi tidak signifikan sehingga perlu adanya
peningkatan kualitas penduduk
dalam melakukan aktivitas ekonomi diimbangi dengan kuantitas
penduduk. Laju pertumbuhan
modal manusia berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi maka
perlu memperhatikan modal manusia merujuk pada penggunaan lag jumlah mahasiswa yang
sedang menempuh studi di perguruan tinggi. Laju pertumbuhan
inflasi berpengaruh negatif tapi
tidak signifikan disebabkan antara lain karena inflasi berada pada
tahap yang wajar sehingga
tidak sampai menggerus pertumbuhan ekonomi tetapi pemerintah tetap
perlu menjaga agar
inflasi bisa terkendali. Laju pertumbuhan ekspor netto berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga pemerintah harus dapat
menjaga laju ekspor netto
agar bisa terus surplus.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Wijaya. 2011. Pengangguran.
Wartawarga.gunadarma.ac.id diakses tanggal 4 Maret
2012
Bhinadi, Ardito. 2003. Disparitas Pertumbuhan Ekonomi Jawa dengan Luar Jawa. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol. 8, No 1, Juni 2003, Hal. 39 – 48
Gama, Ayu Savitri. 2007. Disparitas dan Konvergensi Produk Domestik Regional Bruto Per
Kapita
Antar Kabupaten/Kota di
Provinsi Bali. Jurnal Ekonomi dan Sosial,
Vol. 2, No. 1
Hausman, Jerry. 2001. Mismeasured Variables in Econometric Analysis. The Journal of Economic
Perspectives, Vol. 15, No. 4, pp 57 – 67
Mankiw, Gregory. 2006. Makroekonomi Edisi keenam. Jakarta : Erlangga
McCombie, J.S.L and A.P. Thilwall. 1994. Economic Growth and the
Balance-of-Payment
Constraint. New York: St. Martin’s
Ngangi, Charles. 2010. Social Capital in Alleviating Poverty. Jurnal Lasallian, Vol. 7, No. 2
Sendouw, Recky. 2006. Mengapa Indonesia Miskin?. www.hariankomentar.com diakses
tanggal 6 Maret 2012