Jumat, 19 Juni 2015

THE ECONOMIC GROWTH AND THE REGIONAL CHARACTERISTICS: THE CASE OF INDONESIA


Yesi Hendriani Supartoyo1
Jen Tatuh
Recky H. E. Sendouw

Abstract                        
This paper analyzed the regional characteristic and the output growth. Using panel data analysis
on 33 provinces in Indonesia, the result shows that the labor growth and net export positively affect the
output growth. Surprisingly, the inflation and human capital were found to be insignificant on output
growth.
Keyword : economic growth, panel data, regional characteristics

I. PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan secara terus
menerus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan
pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur secara makro ialah pertumbuhan
ekonomi yang dicerminkan dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam
suatu wilayah. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menandakan semakin baik
kegiatan ekonomi di peroleh dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (Todaro
dan Smith, 2008)               
Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih rendah. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia memang cukup tinggi, akan tetapi efek masyarakatnya terlalu rendah. Setiap 1 persen
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya menyerap 250 ribu tenaga kerja baru (Adi, 2011)
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi tetapi efek masyarakatnya yang
terlalu rendah mengakibatkan diperlukannya analisa pengaruh karakteristik regional terhadap
pertumbuhan ekonomi. Berangkat dari penelitian Sodik et al (2007) yang menyatakan bahwa
keseluruhan pola kemampuan regional sebagai hasil pembawaan dari lingkungan sosial dan
ekonomi sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih tujuan tercermin dalam karakteristik
regional yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu berupa aspek-aspek atau kualitas
regional yang terdiri dari angkatan kerja, penduduk, modal manusia (pendidikan), inflasi dan
ekspor netto.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat penting untuk dikaji. Negara dengan
jumlah penduduk yang sangat besar serta penyediaan kesempatan kerja yang terbatas akan
menghadapi masalah yang serius dengan tingkat pengangguran
II. TEORI
Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian. Pengukuran
akan kemajuan sebuah perekonomian memerlukan alat ukur yang tepat, berupa alat pengukur
pertumbuhan ekonomi antara lain yaitu Produk Domestik Bruto (PDB) atau di tingkat regional
disebut dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu jumlah barang atau jasa yang
dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam
harga pasar.
Menurut ekonomk klasik, Smith, pertumbuhan ekonomi secara klasik dipengaruhi oleh
dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan
ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas sektor-sektor dalam menggunakan faktor-faktor
produksinya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan, pelatihan
dan manajemen yang lebih baik (Sukirno, 2008)
Menurut teori pertumbuhan neo klasik tradisional, pertumbuhan output selalu bersumber
dari satu atau lebih dari tiga faktor yakni kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja,
penambahan modal (tabungan dan investasi) dan penyempurnaan teknologi (Todaro dan
Smith, 2008)
Mankiw, Romer dan Weil (MRW) melakukan modifikasi terhadap model pertumbuhan
neo klasik dimana mereka mengusulkan pemakaian variabel akumulasi modal manusia (human
capital). Sumber pertumbuhan ekonomi dengan demikian berasal dari pertumbuhan kapital,
tenaga kerja dan modal manusia. Hasil estimasi yang dihasilkan dari model MRW ternyata lebih
baik dibandingkan dengan model neo klasik (Mankiw, 2006)
Teori pertumbuhan baru memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan
yang bersifat endogen. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi.
Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari
keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih
besar dari hanya sekedar bagian dari pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya
modal fisik saja tapi menyangkut modal manusia. Akumulasi modal merupakan sumber utama
pertumbuhan ekonomi (Mankiw, 2006)                                        

III. METODOLOGI
Data dan Variabel
Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data sekunder di instansi terkait (BPS Provinsi
Sulawesi Utara) di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Waktu pelaksanaan penelitian
dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2012 sampai dengan April tahun 2012.
Jenis yang dipergunakan adalah data tahunan mencakup periode 2006 – 2010 dari 33
provinsi yang ada di Indonesia, meliputi variabel-variabel berikut:
a. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000 menurut
Provinsi di Indonesia tahun 2006-2010
b. Jumlah Angkatan Kerja Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut Provinsi di Indonesia
tahun 2006-2010                         
c. Jumlah Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi di Indonesia tahun 2006 - 2010
d. Jumlah Mahasiswa Negeri dan Swasta di bawah Kementerian Pendidikan Nasional menurut
Provinsi di Indonesia tahun 2006-2010
e. Laju Inflasi menurut Provinsi di Indonesia tahun 2006-2010
f. Nilai Ekspor dan Impor menurut Provinsi di Indonesia tahun 2006 – 2010
Teknik Estimasi
Studi ini menggunakan alat analisis statistik regresi data panel. Uji statistik F (Uji Chow) dan
Uji Hausman digunakan untukmemilih antara model common effect atau model fixed effect,
(Hausman, 2001). Model empiris yang diestimasi adalah:
dimana Y adalah laju pertumbuhan PDRB; x1 adalah laju pertumbuhan angkatan kerja;
x2 adalah laju pertumbuhan penduduk; x3 adalah laju pertumbuhan modal manusia; x4 adalah
laju inflasi; dan x5 adalah laju pertumbuhan ekspor netto. Notasi i dan t menunjukkan identifier
(dalam hal ini provinsi) dan waktu.

IV. HASIL DAN ANALISIS
Pengujian data penelitian yaitu dengan menggunakan jenis model estimasi berupa model
common effect dengan model fixed effect, model fixed effect dengan model random effect
dan model fixed effect dengan weighted least square. Hasil terbaik dengan beberapa pengujian
digunakan untuk merumuskan kesimpulan dalam penelitian ini.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan estimasi model common effect dengan
model fixed effect, dengan bantuan software EViews 5.1 diperoleh hasil persamaan untuk
pertumbuhan ekonomi Indonesia
Pembahasan
Interpretasi ekonomi dari persamaan yang diperoleh ialah nilai konstanta sebesar 5,75
menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata
pertumbuhan ekonomi Indonesia ialah sebesar 5,75 persen.

V. KESIMPULAN               
Laju pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi sehingga perlunya peningkatan kualitas angkatan kerja. Laju pertumbuhan penduduk
berpengaruh negatif tapi tidak signifikan sehingga perlu adanya peningkatan kualitas penduduk
dalam melakukan aktivitas ekonomi diimbangi dengan kuantitas penduduk. Laju pertumbuhan
modal manusia berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi maka
perlu memperhatikan modal manusia merujuk pada penggunaan lag jumlah mahasiswa yang
sedang menempuh studi di perguruan tinggi. Laju pertumbuhan inflasi berpengaruh negatif tapi
tidak signifikan disebabkan antara lain karena inflasi berada pada tahap yang wajar sehingga
tidak sampai menggerus pertumbuhan ekonomi tetapi pemerintah tetap perlu menjaga agar
inflasi bisa terkendali. Laju pertumbuhan ekspor netto berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga pemerintah harus dapat menjaga laju ekspor netto
agar bisa terus surplus.

DAFTAR PUSTAKA
Adi, Wijaya. 2011. Pengangguran. Wartawarga.gunadarma.ac.id diakses tanggal 4 Maret
2012                  
Bhinadi, Ardito. 2003. Disparitas Pertumbuhan Ekonomi Jawa dengan Luar Jawa. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol. 8, No 1, Juni 2003, Hal. 39 – 48
Gama, Ayu Savitri. 2007. Disparitas dan Konvergensi Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita
Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Jurnal Ekonomi dan Sosial, Vol. 2, No. 1
Hausman, Jerry. 2001. Mismeasured Variables in Econometric Analysis. The Journal of Economic
Perspectives, Vol. 15, No. 4, pp 57 – 67
Mankiw, Gregory. 2006. Makroekonomi Edisi keenam. Jakarta : Erlangga
McCombie, J.S.L and A.P. Thilwall. 1994. Economic Growth and the Balance-of-Payment
Constraint. New York: St. Martin’s
Ngangi, Charles. 2010. Social Capital in Alleviating Poverty. Jurnal Lasallian, Vol. 7, No. 2
Sendouw, Recky. 2006. Mengapa Indonesia Miskin?. www.hariankomentar.com diakses
tanggal 6 Maret 2012


SIKLUS EKONOMI


1.      Apakah akan berpengaruh nilai mata uang suatu negara dalam kontraksi dan resesi berdasarkan siklus ekonomi.?
Jawab : Perubahan indikator fundamental saat ekspansi, kontraksi dan resesi akan sangat mempengaruhi pergerakan nilai mata uang suatu negara. Saat terjadi resesi global, mata uang berbagai negara cenderung melemah, dan sebaliknya saat booming atau ketika terjadi ekspansi, nilai mata uang akan cenderung menguat. Siklus ini mengikuti trend pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi sesuai dengan aktivitas investor dan konsumen seperti ditunjukkan pada indikator fundamental.  Siklus ekonomi (economic cycle) selalu terjadi dalam tatanan ekonomi suatu negara dan ekonomi global. Seperti halnya keadaan alam, ada beberapa musim yang silih berganti mesti terjadi. Resesi suatu negara tidak akan terus-menerus berlangsung, demikian juga masa booming atau puncak ekspansi. Siklus ekonomi adalah keadaan ekonomi yang selalu akan berulang setiap periode tertentu, baik pada negara industri maju atau negara berkembang
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi gelombang naik – turun aktivitas ekonomi ?
a.      Ekspansi
Setelah mencapai titik terendah dari siklus terdapat tahap pemulihan, yang dicirikan oleh pertumbuhan lapangan kerja dan produksi. Banyak ekonom percaya bahwa tahap ini memiliki inflasi yang rendah sampai perekonomian mulai beroperasi pada kapasitas penuh atau, dengan kata lain, sampai mencapai puncaknya.
b.      Puncak
Sebuah puncak, atau puncak siklus bisnis, adalah titik tertinggi pemulihan ekonomi. Pada titik ini, pengangguran mencapai tingkat terendah atau menghilang seluruhnya dan ekonomi yang beroperasi dengan beban maksimal (atau dekat dengan itu), yaitu seluruh ibukota negara dan sumber daya tenaga kerja yang terlibat dalam produksi. Biasanya, meskipun tidak selalu, selama peningkatan tekanan puncak inflasi.
c.      Resesi
Resesi adalah periode dari mengurangi output dan kegiatan usaha. Sebagai hasil dari kontraktor pasar, penurunan biasanya ditandai dengan menumbuhkan pengangguran. Sebagian besar ekonom percaya bahwa penurunan ekonomi atau resesi hanya penurunan dalam kegiatan usaha, yang berlangsung setidaknya enam bulan.
d.      Bawah
Bawah siklus ekonomi adalah titik terendah dari produksi dan kerja. Hal ini diyakini bahwa pencapaian bawah adalah akhir dari resesi karena fase siklus tidak panjang. Setelah mencapai titik nadir atau titik bawah ini, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan menaik.



INFLASI DAN PENGANGGURAN



1.      Jelaskan akibat dari masalah inflasi dan pengangguran yg dialami di perekonomian?
Jawab : Inflasi yang berlangsung dalam jangka waktu yang singkat akan memacu laju pertumbuhan ekonomi, atau bisa di jadikan pancingan namun jika berlangsung dalamjangka waktu yang lama maka inflasi akan berdampak buruk bagi suatu negara, yaitu salah satunnya turunnya nilai mata uang suatu negara. kemudian jika terus meneruus terjadi maka akan meningkatkan jumlah peengangguran. karena meningkatnnya angka pengangguran maka suatu negara  tiadak akan mengalami lajupertumbuhan yang baik, dampak dari pengagguran itu sendiri adalah, menyebabkan kriminalitas, kawasan kumuh menjadi lebih banyak, menghambat laju pertumbuhan ekonomi suatu negara,dll

2.      Bagaimana hubungan antara inflasi dan pengangguran dalam jangka pendek?
Jawab : jika makin banyak pengangguran inflasi akan bertambah.
karena Negara harus memproduksi uang lebih banyak untuk Negara














UANG & LEMBAGA KEUANGAN



1.    Uraikan peranan bank sentral dalam mengendalikan peredaran uang (money supply)! Jelaskan peranan rupiah dalam perekonomian Indonesia!
Jawab :
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uangterhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan lajuinflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.

Dalam perekonomian Indonesia, rupiah berperan sebagai alat pembayaran yang sah sekaligus sebagai pengukur tingkatinflasi dan perkembangan nilai tukarnya terhadap mata uang negara lain.

2.    Jelaskan klasifikasi uang menurut lembaga yang menerbitkannya dan beri contoh kasus di Indonesia!
Jawab:
Uang adalah benda yang disetujui masyarakat sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar barang dan jasa, dan sebagai alat penghitung kekayaan.
Berdasarkan pengertian mengenai uang, maka syarat suatu benda dapat dijadikan uang, yaitu:
1.    dapat diterima oleh masyarakat umum (acceptability)
2.    tidak mengalami perubahan dan tidak cepat rusak (durability)
3.    nilainya tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu yang lama (stability of value)
4.    praktis dan mudah dibawa kemana-mana (portability)
5.    mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
6.    kualitasnya relatif sama (uniformity)
7.    jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity)

Contoh kasus:
1.    Pada tahun 1998 sebelum krisis moneter dengan mengeluarkan sejumlah uang Rp. 5000, kita dapat memperoleh 2 kg beras. Tetapi saat sekarang (2009), dengan jumlah uang yang sama kita hanya dapatkan 1 kg beras dengan kualitas beras yang sama







TEORI KONSUMSI


1.Apa saja faktor yang menentukan tingkat konsumsi?
Jawab :         
a.      Pendapatan rumah tangga
b.      Kekayaan rumah tangga
c.      Jumlah barang-barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat
d.      Tigkat bunga
e.      Perkiraan tentang masa depan
f.       Kebijakan pemerintah mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan
2. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang menjadi faktor demografi (kependudukan) dalam teori konsumsi?
Jawab :
a.      Jumlah penduduk : Jumlah pendududk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh,walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau keluarga relatif rendah.
b.      Komposisi Penduduk : Komposisi penduduk suatu negara dapat di lihat dari beberapa klasifikasi,diantaranya usia,pendidikan,dan wilayah tinggal.





TEORI INVESTASI


1. Pada kondisi eksternal,apakah yang perlu di pertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi?
Jawab :
Perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestik maupun internasional.Jika perkiraan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis,biasanya tingkat investasi meningkat,karena tingkat pengembalian investasi dapat di naikkan.
2. Saat pensiun 25 tahun lagi Pak Budi ingin mempunyai uang 1.000.000.000,dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit,misal 8% per tahun.Berapakah nilai uang 1.000.000.000 saat ini?
Jawab :
Diketahui          : FV= 1.000.000.000
                                       r      =  = 0,08
                                       n     = 25
Ditanyakan       : PV0?
Jawab              : PV0 = FVn / [ ( 1 + r )n ]
              PV0 = 1.000.000.000 / [ ( 1 + 0,08 )25 ]
              PV0 = 1.000.000.000 / [ 6,848475196 ]
  PV0 = -146.017.904,91
Dari masukan diatas maka akan didapat nilai -146,017,904.91
Kenapa minus, sekali lagi itu sebagai tanda cash flow, untuk mendapatkan uang 1.000.000.000 25 tahun lagi maka saya harus mengeluarkan uang sebesar 146,017,904.91 saat ini atau dengan kata lain uang 1.000.000.000 25 tahun lagi sama nilainya dengan uang 146,017,904.91 saat ini, dengan asumsi inflasi konsisten sebesar 8% setiap tahun selama 25 tahun.