Minggu, 29 Maret 2015

BAB 7 “ PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL”


 Apa saja maanfaat dari mengetahui besaran pendapatan nasional suatu Negara?
Jawab :
1. Dengan mengetahui besarnya pendapatan nasional setiap periodenya maka akan dapat diketahui potensi sumber daya suatu Negara (bila dalam skala daerah disebut pendapatan regional )
2. Berdasarkan pendapatan nasional atau regional dapat diketahui kekuatan atau kemampuan ekonomi suatu Negara atau daerah
3. Berdasarkan pendapatan nasional atau regional akan dapat diketahui besarnya produktifitas masyarakat suatu Negara
4. Dengan diketahuinya pendapatan nasional atau regional dapat ditentukan perkembangan atau pertumbuhan ekonomi suatu Negara atau daerah
5. Dengan diketahui pendapatan nasional atau regional dapat dijadikan acuan bagi perencanaan pembangunan nasional berikutnya
6. Berdasarkan pendapatan nasional pemerintah dapat membuat skema program pinjaman luar negri berjangka panjang dan rendah bunga atau soft loan .

7. Dan lain lain.

BAB 6 “PASAR”


Sebut dan jelaskan pasar menurut bentuk dan strukturnya!
Jawab :
a.         Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker).

Ciri-Ciri Pasar Pesaingan Sempurna
·         Perusahaan adalah price taker
Price taker atau Pengambil harga artinya suatu perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar.
·         Tiap perusahaan mudah keluar atau masuk
·         Menghasilkan barang homogeny
Maksudnya adalah tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara barang-barang yang dihasilkan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
·         Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar.

b.        Pasar monopoli
Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos: satu , polein: menjual) Yaitu suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya . Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis".

Ciri-Ciri Pasar monopoli :
·      Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran.
·      Tidak ada barang subtitusi/pengganti yang mirip (close substitute).
·      Produsen memiliki kekuatan menetukan harga.
·      Tidak ada pengusaha lain yang memasuki pasar
c.       Pasar monopolistis
Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli.

Ciri-Ciri Pasar monopolistis yaitu :
·      Terdapat banyak penjual
·      Ruangnya Bersifat Berbeda Corak
Produk suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistiks berbeda coraknya (differentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan diantara produksi suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya. Disamping perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut, terdapat pula perbedaan-perbedaan dalam pengemasannya, perbedaan dalam pelayanan purna jual, perbedaan cara pembayarannya dan lain-lain. Sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan tersebut, maka barang yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna(perfect substitute) terhadap barang yag diproduksi oleh perusahaan lain. Barang tersebut hanya merupakan barangpengganti yang dekat(close substitute).
·      Mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi harga.
Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yang tidak mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis dapat mempengaruhi harga. Namun demikian pengaruhnya relatif kecil kalau dibandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli. Kekuasaan mempengaruhi harga oleh perusahaan monopolistiks bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak atau differentiated product. Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih barang dari sesuatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang yang dihasilkan oleh perusahaan lainnya.
·      Hambatan Masuk kedalam Industri Relatif Mudah.
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha di dalam pasar persaingan monopolistis tidak akan banyak mengalami kelitan. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat seperti di didalam pasar oligopoli dan monopoli. Tetapi unuk masuk kedalam industri/pasar tidaklah semudah seperti dalam pasar persaingan sempurna. Beberapa faktor menyebabkan hal tersebut adalah : Pertama ialah karena modal yang diperlukan adalah relatif besar kalau dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Kedua ialah karena perusahaan tersebut harus menghasilkan barang yang berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar, dan mempromosikan barang tersebut untuk memperoleh langganan.
·       Persaingan Mempromosi Penjualan Sangat Aktif
Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan-perusahaan dalam persaingan monopolistiks. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya dengan harga relatif tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan. Sebaliknya suatu perusahaan lain, mungkin harga barangnya rendah, tetapi tidak banyak menarik langganan. Keadaan seperti disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan, yaitu barang yang bersifat berbeda corak.
d.      Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.

Ciri-Ciri Pasar Oligopoli :
·      Terdapat banyak pembeli di pasar.
Umumnya dalam pasar oligopoly adalah produk-produk yang memiliki pangsa pasar besar dan merupakan kebutuhan sehari-hari, seperti semen, Provider telefon selular, air minum, kendaraan bermotor, dan sebagainya.
·      Hanya ada beberapa perusahaan(penjual) yang menguasai pasar.
·      Umumnya adalah penjual-penjual (perusahaan) besar yang memiliki modal besar saja (konglomerasi).
·      Produk yang dijual bisa bersifat sejenis, namun bisa berbeda mutunya.
·      Adanya hambatan bagi pesaing baru.
·      Adanya saling ketergantungan antar perusahaan (produsen).
 Yaitu adanya tarik menarik pangsa pasar (Market share) untuk mendapatkan profit melalui harga jual bersaing sehingga tidak ada keuntungan maksimum.

·      Advertensi (periklanan) sangat penting dan intensif.

BAB 5 “MEMAKSIMUMKAN LABA”


    1. Bagaimana implikasi dari pendekatan totalitas?

Jawab : Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling). Sebab makin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output harus diproduksi (Q*) untuk meneapai titik impas. Kemudian besarnya Q* dibandingkan dengan potensi permintaan efektif. Jika persentasenya 80%, maka untuk meneapai BEP perusahaan harus menjangkau 80% potensi perrnintaan efektif. Makin kecil Q* dan atau makin kecil persentase Q* terhadap potensi permintaan efektif dianggap makin baik, sebab risiko yang ditanggung perusahaan makin kecil.

  2.    Berikan salah satu contoh kasus dari materi “memaksimumkan laba”

       Jawab :
      Contoh Kasus:

Emilia adalah seorang dosen di kata Jambi. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang kreatH, dia merencanakan menambah penghasilan keluarga dengan menjual jajanan anak-anak berupa permen coklat hasil olahannya sendiri. Produknya dipasarkan ke beberapa sekolah dasar yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Jumlah permintaan potensial (dilihat dari jumlah murid yang diberi uang jajan) adalah 1.000 orang per hari. Untuk mewujudkan rencananya, dia hams membeli alat-alat produksi dan mesin cetak sederhana seharga Rp5 juta. Biaya produksi per biji permen coklat Rp250,00. Harga jual per biji Rp500,00.
Apakah rencana di atas layak dilaksanakan? Untuk menjawabnya, kita dapat menggunakan rumus dalam Persamaan (7.4).
Biaya pembelian alat produksi dan mesin cetak sederhana adalah biaya tetap (FC), karena besarnya tidak tergantung jumlah produksi. Biaya variabel per unit (v) adalah Rp250,00 sedangkan harga jual per unit (P) adalah Rp500,00 Untuk mencapai titik impas, jumlah output (permen coklat) yang harus terjual (Q*) adalah:
Q* = 5.000.000 / (500-250) = 20.000 biji permen.
Untuk mencapai titik impas, permen coklat yang harus terjual 20.000 biji. Apakah target ini terlalu berat? Sangat tergantung dari optimisme Ibu Emilia. Jika dia bersikap pesimis, misalnya dengan mengatakan hanya sekitar 10% dari permintaan potensial yang terjangkau, berarti setiap hari hanya dapat menjual 100 permen. Sehingga 20.000 biji permen akan terjual dalam waktu 200 hari. Tetapi bila dia yakin minimal 50% potensi pasar terjangkau atau 500 biji permen coklat per hari, 20.000 biji permen akan terjual hanya dalam waktu 40 hari. Setelah 20.000 biji permen, penjualan selanjutnya memberi keuntungan Rp250,00 per biji, karena itu makin banyak permen yang dapat dijual, makin besar laba yang diperoleh.

Pendekatan totalitas sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, karena memang mudah dan sederhana. Namun cara ini memiliki beberapa kelemahan:
a)  Dalam praktik sulit membedakan antara biaya tetap dengan biaya variabel. Misalnya listrik yang digunakan perusahaan ada yang untuk pabrik (dapat menjadi biaya variabel); ada yang untuk kantor (dapat menjadi biaya tetap). Atau seorang pegawai dalam perusahaan, terutama perusahaan keluarga, sering bekerja rangkap untuk kegiatan administratif (biaya tetap) dan produksi (biaya variabel).
b) Pendekatan ini mengabaikan gejala penurunan pertambahan hasil (LDR), yang menyebabkan baik kurva biaya maupun kurva pendapatan tidak berbentuk garis lurus (lihat kembali Bab 5 dan Bab 6. Karena itu pendekatan totalitas hanya dapat dipakai bila usaha yang dianalisis relatif sederhana, dengan skala produksi tidak besar (massal).

C. Pendekatan Rata-rata
Dalam pendekatan ini, perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual.

π= (P - AC).Q ….. (7.5)

Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sarna dengan AC.


Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besamya P dengan AC. Bila P lebih kedl atau sarna dengan AC, perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba makin besar.